25.9.07

Jembatan Zaman

Jembatan Zaman by Dee (Filosofi Kopi)

Bertambahnya usia bukan berarti kita paham segalanya
Pohon besar tumbuh mendekati langit dan menjauhi tanah
Ia merasa telah melihat segala dari ketinggiannya
Namun masih ingatkah ia dengan sepetak tanah mungil waktu masih kerdil dulu?

Setiap jenjang memiliki dunia sendiri, yang selalu dilupakan ketika umur bertambah tinggi
Tak bisa kembali ke kacamata yang sama bukan berarti kita lebih mengerti dari yang semula
Rambut putih tak menjadikan kita manusia yang segala tahu

Dapatkah kita kembali mengerti apa yang ditertawakan bocah kecil
atau yang digejolakkan anak belasan tahun seiring dengan kecepatan zaman yang melesat meninggalkan?
Karena kita tumbuh ke atas tapi masih dalam petak yang sama
Akar kita tumbuh ke dalam dan tak bisa terlalu jauh ke samping
Selalu tercipta kutub-kutub pemahaman yang tak akan bertemu kalau tidak dijembatani

Jembatan yang rendah hati, bukan kesombongan diri

4 comments:

oTTeR said...

elo bener. keren, cit. pengen cari bukunya.

Anonymous said...

I bought it! did you buy the book as well?
can't wait to start reading it :)

cimong said...

yup i brought it here to seattle
hehe how's indo nis? loe bisa sering online juga ya... let me know if you like the book :)

oTTeR said...

some of the stories are kind of ... unique ;) especially Rico de coro. buset :P she's a really good writer. I like the title story a lot! if only that coffee shop exists for real...